Iklan Atas

Waspada! Kasus Cacar Monyet Meningkat, Kenali Gejala dan Cara Mencegahnya

Makassar, kabariapan.com - Penyakit cacar monyet, juga dikenal sebagai monkeypox, baru-baru ini menghebohkan masyarakat di seluruh dunia. Penyakit cacar monyet mulai menjadi perhatian masyarakat di berbagai negara sejak kasusnya mengalami peningkatan. Penyakit ini disebabkan oleh virus yang ditularkan melalui hewan, melanda beberapa negara di Eropa dan Amerika Serikat.

Dengan demikian, hal ini membuat negara lain termasuk Indonesia harus waspada terhadap penyebaran cacar monyet.

Kasus cacar monyet (monkeypox) di Indonesia masih terus mengalami penambahan setiap harinya. Menurut Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kementerian Kesehatan (Kemenkes) RI, Siti Nadia Tarmizi, ada 46 kasus cacar monyet yang terkonfirmasi hingga Selasa, 7 November 2023. Ia menyatakan bahwa dari total kasus tersebut, tidak ada pasien perempuan yang dikonfirmasi menderita cacar monyet, dan semua pasien berjenis kelamin laki-laki.

Kementerian Kesehatan (Kemenkes) Republik Indonesia menjelaskan cacar monyet dapat menular melalui kontak langsung dengan darah, cairan tubuh atau luka pada kulit hewan yang terinfeksi atau hewan yang membawa virus monkypox. Virus ini juga dapat menular melalui kontak dengan sekresi pernapasan, luka pada kulit orang yang terinfeksi benda yang terkontaminasi misalnya handuk dan seprei. Virus cacar monyet dapat menyebar melalui kulit yang rusak, saluran pernapasan, atau selaput lendir dari mulut, hidung, atau mata.

Pada awalnya, penyakit cacar monyet menyiratkan gejala yang menyerupai dengan cacar air, yaitu bintil berair. Namun, seiring berjalannya waktu, bintil berair berubah menjadi bernanah sebagai akibat dari pembengkakan kelenjar getah bening, menimbulkan benjolan di leher, ketiak, atau selangkangan. Meskipun cacar monyet adalah penyakit yang dapat menular dari orang ke orang, sumber utamanya adalah infeksi pada hewan pengerat dan primata, seperti tikus, monyet, atau tupai.

Menurut Yuli (2022) seorang tenaga kesehatan, orang yang tinggal serumah dan kontak erat lain merupakan orang yang berisiko tinggi. Cacar monyet juga dapat menular melalui kontak selama persalinan, dari ibu ke janin, atau melalui plasenta. Penularan seksual masih belum jelas, sehingga diperlukan penelitian lebih lanjut. Adapun gejala awal penyakit cacar monyet yang timbul yaitu diantaranya sakit kepala, demam, nyeri otot, sakit punggung, asthenia (kelemahan pada tubuh), dan limfadenopati (pembengkakan pada kelenjar getah bening) pada leher, ketiak atau selengkangan.

Lalu bagaimana jika seseorang sudah menderita penyakit cacar monyet dan tidak ingin menyebarkannya kepada orang lain?

Untuk mencegah penyebaran monkypox ke orang lain, maka langkah perlindungan diri yang terbaik adalah dengan menghindari kontak langsung dengan orang yang mengalami gejala, berhubungan seksual dengan cara yang aman, menggunakan masker, menjaga kebersihan tangan dengan menggunakan air dan sabun atau hand sanitizer, dan mengikuti protokol yang tepat untuk batuk dan bersin. Meskipun demikian, tindakan pencegahan di rumah juga dapat dilakukan dengan menerapkan praktik kebersihan yang baik, seperti mencuci kain dengan detergen, menjaga agar orang lain tidak menggunakan alat makan yang terinfeksi, mencuci alat makan menggunakan air panas atau air hangat dan sabun dengan memakai sarung tangan, dan membersihkan permukaan yang terkontaminasi dengan desinfektan (WHO, 2023).

Apabila menemukan gejala cacar monyet seperti demam, lenting isi air/luka pada kulit apalagi disertai gejala khas monkeypox yaitu ada benjolan/pembesaran kelenjar getah bening di ketiak/leher/selangkangan/lipat paha, segera datang ke puskesmas atau rumah sakit untuk dilakukan pemeriksaan laboratorium untuk deteksi dan pengobatan dini.


Penulis : Nur Fadila Safitri (Mahasiswa Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku, FKM Universitas Hasanuddin)