Makassar, kabariapan.com - Dunia sekarang telah membuat banyak perubahan dari waktu ke waktu. Media informasi yang dulunya melalui koran, majalah, TV, dan radio kini tergantikan pada era digitalisasi. Kemajuan teknologi memudahkan individu dalam mengulik informasi melalui internet. Begitupun dengan generasi Z yang disebut-sebut berbeda dan memiliki kebiasaan baru dibanding generasi sebelumnya. Generasi ini lebih familiar dengan teknologi dan internet sehingga memiliki kecenderungan dalam menggunakan media sosial.
Anak muda
kerap kali disebut generasi scroll akibat kebiasaan dalam menggunakan
media sosial dalam jangka waktu yang panjang. Media sosial memiliki kelebihan
dalam mengakses segala sesuatu dengan mudah sehingga berdampak pada
perubahan-perubahan yang ada salah satunya dalam mencari informasi dan media
komunikasi. Sebut saja Tiktok dan Instagram lihat fitur feed langsung di
scroll. Aplikasi-aplikasi tersebut dapat memudahkan dalam menerima
informasi cukup dengan scrolling down dan semua informasi didapatkan.
Generasi scroll
mampu mengonsumsi berbagai informasi hanya dengan guliran jari jempol dari
bawah ke atas (scroll). Namun sayangnya, informasi yang didapatkan perlu
dipertanyaankan apakah informasi tersebut benar adanya atau hanya hoax saja.
Keuntungan informasi yang tersebar dengan cepat mampu ditangkap oleh konsumen
sehingga diperlukan kecerdasan pada konsumen dalam memfilter informasi
yang baik.
Kemudahan
media sosial dalam mendapatkan informasi dan berkomunikasi membuat individu
mengaksesnya dimanapun dan kapanpun. Tidak sedikit individu yang meluangkan
waktunya hanya untuk scroll media sosial untuk mencari informasi yang
diinginkan. Tak jarang banyak yang memilih untuk mengurangi jam tidur hanya
untuk bermain media sosial sebagai hiburan setelah bekerja seharian. Istilah
ini disebut dengan Revenge Bedtime Procration (RBP) atau perilaku
seseorang yang rela mengorbankan waktu tidur demi bersantai dan melakukan
sesuatu yang tidak bisa dilakukan sepanjang hari. Anak muda yang bekerja atau
kuliah pada pagi hingga sore hari menghabiskan waktu mereka pada malam hari
untuk scrolling media sosial.
Kecenderungan
scrolling media sosial berhubungan dengan bed procrastination atau
menunda waktu tidur. Bed procrastination tidak terjadi begitu saja namun
terdapat kontrol diri dan regulasi diri dari individu tersebut. Kontrol diri
merupakan keputusan individu untuk menunda tidur sehingga waktu tidur tidak
sesuai dengan yang seharusnya. Regulasi diri yang rendah berdampak pada
kurangnya pengendalian diri sehingga menjadi sensitif dengan sekitar sehingga
menyebabkan terjadinya bed procrastination.
Kualitas
tidur yang buruk terutama pada anak muda mengakibatkan kesulitan dalam
berkonsentrasi dalam melakukan sesuatu. Dalam jangka panjang dapat meningkatkan
risiko penyakit berbahaya seperti diabetes dan penyakit jantung. Selain itu, scrolling
media sosial dengan jangka panjang menyebabkan penurunan produktivitas dan
kinerja akademik hingga gangguan kesehatan mental.
Penulis : Princess Foresta Anjeli