Iklan Atas

Waspada Virus Monkyfox

Makassar, kabariapan.com - Dunia yang kini berusaha pulih dari dampak pandemi COVID-19, justru dihadapkan pada ancaman baru yang mengintai kesehatan global, khususnya Indonesia yang digemparkan  dengan penyakit yang menjadi ancaman bagi populasi global yaitu virus Monkeyfox. Sehingga menjadi perhatian  bagi kesehatan global. WHO (World  Health Organization) pun telah memperkirakan kasus mengenai cacar monyet (monkeypox)  ini akan lebih banyak teridentifikasi virus monkeypox. Meskipun dunia telah berjuang untuk mengatasi pandemi sebelumnya, bahaya baru ini harusnya dalam kewaspadaan tingkat tinggi. Monkyfox dengan kecepatan penyebarannya luar biasa yang menghadirkan tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya.

Menurut Luthfiani dkk, 2022. Cacar monyet (monkeypox) merupakan penyikit yang dapat menginfeksi manusia, vertabrata, dan asthropoda yang merupakan penyakit yang disebabkan oleh virus genus orthpoxvirus, keluarga Poxviridae,dan arthropoda. Pertama kali cacar monyet ditemukan pada tahun 1958 ketika di solasi dari lesi penyakit vesikuloceperhagen, Denmark. Namun sejak januari tahun 2022, 3413 laboratorium dari 50 negara telah mengkonfirmasi munculnya penyakit cacar monyet ini dan ada yang telah meninggal sehingga menjadi perhatian secara khusus. Diketahui  kasus pertama pada  manusia telah diidentifikasidi  negara  Republik Demokratik  Kongo  (DRC/Zaire)  pada  1970  dan  terjadi  di  wilayah  endemis  pedesaan,  hutan tropis Congo Basin, dan  Afrika Barat.

Sehingga saat ini sangat dianjurkan untuk berhati-hati dikarenakan penularan cacar monyet kepada manusia dapat  terjadi dengan melalui kontak langsung antara manusia dengan cairan tubuh, darah, lesi kulit, mukosa hewan yang terinfeksi atau memakan daging yang tidak dimasak dengan benar.

Setelah terpapar, terdapat terdapat masa inkubasi rata-rata 12 hari. Hewan tersebut akan sakit dan berpotensi menularkan virus ke manusia  dalam waktu yang dekat. Gejala awal infeksi cacar monyet adalah demam, ruam 2-3 hari yan kemudian menyebar ke seluruh tubuh, pembengkakam kelenjar getah bening, nyeri punggung, dan sakit kepala. Ruam pada kulit berkembang mulai dari bintik merah menjadi lepuh berisi cairan bening, lepuh berisi nanah, kemudian mengeras da rupture.

Menurut Marisah dkk,2022 yang dituliskan bahwa kasus Monkeypox mulai     merebak kembali  sejak  bulan  Mei  2022  dan  ditemukan  angka  kasus  yang tinggi di Eropa serta berbagai negara  lain  Per  tanggal  5  Agustus  2022,  telah didapatkan 26.017 kasus yang terkonfirmasi Monkeypox dan telah dilaporkan  sejumlah  9  angka kematian  (angka  mortalitas  <0.0005%).  Kasus yang dilaporkan terjadi pada lebih dari 75 negara yang terdapat di 6  area  regional WHO 19    Agustus    2022,    ditemukan    satu    kasus terkonfirmasi  Monkeypox pada  laki-laki  usia  27 tahun   di   kota   Jakarta.   Hingga   tanggal   15 September 2022, telah didapatkan 2 kasus suspek dan 63 kasus discarded yang tersebar di 10 provinsi Indonesia.

Menurut Budiyarto bahwa berdasarkan  sebuah penelusuran  lebih  lanjut,  yang dilakukan oleh Kemenkes RI   negara Indonesia sendiri,   identifikasi   kasus   monkeypox   pertama   telah   diketahui.   bahwa  satu  warga  Indonesia  terkonfirmasi positif menderita cacar monyet (monkeypox), memiliki riwayat perjalanan ke luar negeriyang diduga  penularannya  melalui  kontak  erat  dari  penderita.Mengetahui  adanya  potensi  hewan penular   penyakit monkeypox ada   di negara Indonesia   maka,   perlu   kewaspadaanserta antisipasimasyarakat Indonesiaterkait penyakit ini. Adanya tulisan ini bertujuan memberikan studi informasi   maupun   edukasi   terkait   penyakit   cacar   monyet (monkeypox)kepada masyarakatatas  segala  bentuk  kesiapsiagaan  dan  kewaspadaan  terhadap  penyakit  ini  agar lebih mudah dipahami.

Penting untuk diingat bahwa meskipun kasus manusia jarang terjadi, namun penting untuk mengambil langka-langkah pencegahan, seperti menghindari kontak dengan hewan liar dan mematuhi praktik kebersihan yang baik.


Penulis : Iin Dwi Rahmasari (Mahasiswa PKIP FKM Universitas Hasanuddin)