Iklan Atas

Menakar Janji Program Makan Siang dan Susu Gratis Prabowo-Gibran

Makassar, kabariapan.com - Menjelang pemilu 2024 kampanye semakin memanas. Calon presiden dari berbagai partai politik mulai menggalang dukungan. Berkompetisi memenangkan hati masyarakat dengan menawarkan solusi untuk permasalahan bangsa. Kesehatan menjadi salah satu masalah yang terus menjadi perhatian pemerintah karena menyangkut kesejahteraan hidup masyarakat.

Masalah kesehatan yang terus menjadi perbincangan akhir-akhir ini ialah mengenai isu stunting. Tercatat jumlah kasus stunting di Indonesia sebanyak 24,4% di tahun 2021 dan sebanyak 21,6% di tahun 2022. Meskipun menunjukkan adanya penurunan kasus, namun angka tersebut cukup tinggi karena masih berada diatas standar yang ditetapkan WHO yakni sebesar 20%.  Adapun stunting menurut WHO tahun 2015 adalah gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Anak yang stunting akan mengalami keterlambatan dalam perkembangan kognitif sehingga mempengaruhi cara berpikirnya, selain itu mereka juga memiliki risiko yang lebih tinggi mengalami penyakit kronis. Hal tersebut tentu akan mempengaruhi produktivitas dan dalam jangka panjang dapat mengurangi potensi sumber daya manusia suatu bangsa.

Fenomena tersebut menjadi perhatian bagi pasangan calon presiden no 2 Prabowo Gibran. Mereka menjanjikan makan siang dan susu gratis di sekolah sebagai upaya untuk menangani masalah stunting. Janji tersebut tertuang dalam visi misi yang menjadi salah satu program dari delapan program hasil terbaik cepat. Prabowo dan Gibran menjelaskan bahwa program ini akan dilakukan dengan cara memberikan makan siang harian gratis kepada siswa pra-sekolah, SD, SMP, SMA, dan pesantren. Lalu diberikan pula bantuan gizi kepada ibu hamil dan balita di seluruh Indonesia. Program ini menargetkan lebih dari 80 juta penerima manfaat dengan cakupan 100 persen pada tahun 2029.

Dalam mengimplementasikan program tersebut dibutuhkan anggaran yang sangat besar yakni sekitar 400 triliun. Jumlah tersebut bahkan lebih besar dari anggaran kesehatan indonesia tahun 2023 sebesar 172,5 triliun. Program dengan anggaran yang besar tidak menjadi masalah apalagi hal ini demi meningkatkan SDM bangsa, namun apakah anggaran yang dikeluarkan sebesar itu sepadan dengan hasil yang akan diperoleh kedepannya?. Kita tidak mengharapkan anggaran sebesar itu hanya berakhir menjadi tahu rebus dan nugget saja seperti kasus PMT (Pemberian Makanan Tambahan) di Depok yang baru saja viral. Menu makanan yang seharusnya dapat mencegah stunting tetapi justru tidak memenuhi kebutuhan gizi.

Makanan memang menjadi salah satu faktor penyebab stunting. Asupan gizi yang kurang membuat anak tidak mendapatkan nutrisi yang cukup untuk mendukung pertumbuhan dan perkembangannya. Oleh karenanya program pemberian makan siang gratis ini sebenarnya langkah yang baik untuk mengatasi masalah stunting. Namun Indonesia harus banyak belajar dari negara-negara yang telah berhasil memperoleh manfaat dari program ini seperti Prancis agar dalam pengimplementasiannya makanan yang disediakan pemerintah benar-benar dapat membantu memenuhi gizi anak Indonesia sehingga dapat membawa manfaat besar dalam menciptakan generasi yang sehat, cerdas, dan produktif di masa yang akan datang.


Penulis : Jusniati Bakri (Mahasiswa PKIP FKM Unhas)